Membaca dan Mempelajari Tanda Jejak di Alam Bebas - Survival Alam

Membaca dan Mempelajari Tanda Jejak di Alam Bebas

Mempelajari Tanda Jejak di Alam Bebas. Banyak manfaat yang didapat dari ketrampilan mempelajari tanda jejak. Hal ini sangat bermanfaat ketika berada di alam bebas, khususnya pada kondisi survival. Ketrampilan membaca jejak berguna untuk mencari jalan keluar, mengetahui apakah suatu daerah pernah dilalui oleh manusia atau binatang tertentu, serta mengetahui binatang dan kehidupan yang ada di suatu daerah. Salah satu hal yang penting mempelajari tanda jejak adalah untuk menunjang keberhasilan perangkap yang berperan penting dalam kondisi survival.
membaca jejak di alam bebas
Membaca Jejak di Alam Bebas
Untuk menunjang keberhasilan perangkap, harus diketahui hewan apa yang terdapat di suatu daerah. Hal itu bisa dilakukan dengan bertanya pada penduduk setempat atau melalui tanda jejak yang ditinggalkan oleh hewan tersebut. Nah, sosialisasi dengan penduduk setempat ternyata sangat diperlukan bukan?!

Ada dua jenis tanda jejak yang dikenal, yaitu :
  1. Tanda jejak buatan : Tanda jejak yang sengaja dibuat oleh manusia dengan bahan yang tersedia di alam, seperti ranting, batu atau tanda khusus yang sengaja dibuat seperti tanda panah.
  2. Tanda jejak alami : Tanda jejak di alam sebagai tanda keadaan lingkungan, seperti tanda bekas kehidupan manusia seperti tapak kaki, bungkus bekas makanan dan sbagainya. Tanda bekas kehidupan hewan ditunjukkan dengan bekas tapan atau kotoran.
membaca jejak hewan
Contoh Jejak Buatan
Tanda jejak alami yang ditemukan di alam bebas bisa dikuasai melalui latihan dan pengalaman. Biasanya tanda jejak akan menyatakan tentang :
  • Daerah tersebut pernah dilalui manusia atau binatang tertentu.
  • Arah binatang atau manusia dari mana ke mana.
  • Beban yang dibawa atau besar kecilnya binatang.
  • Kecepatan gerak manusia atau binatang yang dimaksud.

1. Membaca Jejak Alami

Dari tanda-tanda alam bisa diketahui apakah manusia atau hewan melalui daerah tersebut atau tidak. Hal ini bisa diketahui dari :
  • Kotoran yang tersisa. 
  • Pohon kecil atau ranting yang patah karena terinjak atau putus dari pohonnya. 
  • Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rerumputan atau semak. 
  • Semak-semak yang terkuak lebar. 
  • Sisa makanan yang ditinggalkan hewan dan manusia. 
  • Binatang berkelompok yang menjadi kacau dan ribut.

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam membaca jejak, yaitu :

1. Bekas Injakan Kaki
  • Membaca gerak rerumputan tinggi bisa dilakukan. Bila rumput tinggi (alang-alang) terinjak, biasanya condong ke arah manusia atau binatang yang lewat di sekitarnya. Selain itu kotoran di atas rumput juga menjadi petunjuk. Berbeda dengan rumput tinggi (alang-alang), rumput yang pendek biasanya tegak kembali apabila terinjak.
  • Di daerah berbatu bisa dilihat dan diraba selintas bahwa disitu ada jejak. Di daerah seperti ini, jejak yang ditinggalkan tidak jelas, seperti butiran kapur halus.
  • Jejak di hutan bisa dilihat dari daun, dahan atau tanaman di sekitarnya yang rusak. Perubahan ini biasanya karena terinjak, dipakai terobosan, dibabat dan sebagainya.
  • Di sungai yang jernih, tapak yang ditinggalkan masih bisa dibaca, begitupula di rawa atau pesisir pantai.

2. Bunyi-bunyian
  • Perhatikan apabila ada binatang yang berkelompok seperti burung dalam hutan tiba-tiba kacau dan beterbangan, berarti ada binatang atau manusia yang lewat.
  • Suara penduduk, deru mesin atau suara pengeras suara, menandakan dekat dengan pemukiman penduduk, pinggir jalan dan hal ini akan dijumpai jalan setapak.

3. Keadaan yang Mendukung
  • Bial menemukan burung merak, berhati-hatilah karena biasanya di sekitar tempat tersebut akan ditemui harimau.
  • Bila menemukan jejak gajah yang menyendiri harus berhati-hati, karena gajah yang terpisah dari kelompoknya biasanya berbahaya dan galak.

Untuk membaca jejak tersebut sebaiknya diperhatikan pandangan yang luas dan jauh. Untuk hutan lebat ukurannya antara 10 - 20 meter di muka. Jangan melihat keadaan seluruhnya dalam jarak kurang dari 4 meter. Pada jarak yang paling ideal itulah semua panca indra digunakan untuk mengenal jejak melalui tapak yang ditinggalkan seperti bunyi, bau dan kotoran.

2. Membaca Jejak Binatang

Untuk mengenal jejak binatang, sebaiknya diketahui bagaimana cara binatang menjejakkan kakinya. Seperti hewan mamalia ada 3 hal yang perlu dipelajari,yaitu :
  1. Binatang Pantigradi : Gerakannya bebas dengan menggunakan seluruh telapak kaki hingga tumit menyentuh tanah. Contoh : beruang, rakun, landak, dsb.
  2. Binatang digitigradi : Binatang yang berdiri pada ujung jari kaki dan tumitnya tidak menyentuh tanah. Contoh : Kucing, anjing, dsb.
  3. Binatang Unguligradi : Binatang yang berdiri pada ujung kaki. Contoh : rusa, kuda, kambing, dsb.
membaca jejak hewan
Contoh Jejak Binatang Mamalia
Gambar tanda jejak di alam kadang tidak sempurna seperti pada contoh, sehingga menyulitkan identifikasi. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa hal seperti permukaan tanah yang tidak rata, keadaan binatang yang berlari atau berjalan, pengaruh cuaca, adanya tapak yang tumpang tindih dan sebagainya. 

Untuk pemula yang belum terlatih memang sulit untuk membedakan, apakah binatang dalam keadaan berjalan atau berlari. Biasanya bila berlari, tapak yang nampak akan melebar pada bagian samping. Sedangkan kedalamannya tergantung kecepatan dan keadaan tanah. Hal ini bisa dipelajari dengan memperhatikan jejak manusia dan hewan di jalan tanah dan membandingkannya dengan cermat. Selamat berlatih dan Selamat Berpetualang !

Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Loading...

Iklan Bawah Artikel

Loading...